- Get link
- X
- Other Apps
Cahaya matahari berada di puncak, membuat semua orang yang berada di
bawahnya mengeluarkan keringat dengan derasnya. Seorang remaja laki-laki
berjalan dengan riangnya, mensibukkan diri mengetik pesan yang akan dikirim ke
pujaan hati. Tak jauh dari sana, ada sebuah pohon dengan daunnya yang rimbun,
membuat daerah di sekitarnya tertutup cahaya matahari. Ingin mengistirahatkan
diri, laki-laki itu berbaring di bawah pohon tersebut. Nyaman akan semilir
angin yang sejuk, membuatnya tidur dengan sangatlah lelap.
Waktu berlalu, warna biru langit yang cerah
dengan cepat mengganti tampaknya menjadi warna oranye yang indah. Laki-laki itu
bangun karena mendengar suara perempuan yang membangunkannya, "Permisi
mas, maaf saya terpaksa membangunkan anda. Saya tersesat, apa mas bisa bantu
saya?"
Laki-laki yang baru bangun itu mengucek
matanya, berusaha mayakinkan dirinya bahwa apa yang dia lihat di depannya itu
nyata. Perempuan yang sangat cantik? Beruntung sekali aku bisa bertemu
perempuan cantik, meminta pertolonganku lagi. Wah ini benar-benar kesempatanku.
Dengan sigap laki-laki itu berdiri dan tanpa pikir panjang langsung
mengucapkan, "Oh tentu saja aku bisa membantumu, sebutkan saja kamu
tinggal di daerah mana."
Senang karena jawaban laki-laki itu, bibir merah perempuan itu tersenyum. Disebutkannya alamat
letak dimana Ia tinggal. Sebelum
mereka berjalan, laki-laki itu bilang dengan nada bangga, "Bagaiman kalau kita ke rumahmu
naik motor saja? Jadi kita bisa lebih cepat sampainya."
"Oh boleh
banget mas, justru bagus, saya mungkin juga sudah ditunggu oleh orang tua saya." Sahut wanita itu dengan girang dan cepat.
Mereka
berjalan ke arah motor pria itu. Singkat cerita, gelap sudah datang. Namun, semakin
dekat perjalanan menuju alamat yang
diberikan oleh si perempuan, semakin aneh pula keadaan jalan yang dilewati. Jalan
semakin sepi, semakin sedikit orang yang lalu lalang, yang ada hanya dingin dan
keheningan yang membuat bulu kuduk merinding. "Apa benar mbak, arah rumah
mbak itu kesini?"
"Iya mas
benar kok, saya juga ingat, terakhir kali saya juga lewat sini , jadi pasti
benar."
Mendengar
jawaban perempuan itu, lelaki itu menghela nafas lega. "Yasudah, saya kira
salah, hehe."
Sesampainya di alamat yang dituju, laki-laki itu sempat membaca tulisan 'kuburan' Tapi Ia tidak mau berikir aneh-aneh dan tetap melanjutkan perjalanannya sambil
mengucapkan lelucon "Wah rumah mbak deket sama kuburan ya, ga serem itu mba
kalo malem? Mbanya kan cantik, ga takut digoda sama yang ga kelihatan malem-malem? Hahaha." Namun, perempuan itu diam saja.
Bulu
kuduk pria itu sudah berdiri, keringat dingin mulai membasahi tubuh,
pikiran-pikiran aneh terlintas di kepala, dan rasa gemetar pun melanda. Masih diiringi
ketakutan yang semakin lama semakin memuncak, tiba-tiba perempuan itu minta
berhenti. "Mas berhenti di sini saja, kasihan masnya nanti susah puter
baliknya." Ucap perempuan itu dengan nada yang lembut.
Tubuh laki-laki itu semakin gemetar, dengan
tergagap-gagap dia mengatakan, "Ee.. lo.. mbak, i.. ini masi di.. depan kuburan
lo, belum sampai ke rumah mbak.."
Hening… perempuan
cantik itu diam saja, tidak mengatakan apapun. Namun tidak lama, keheningan itu
dibuyarkan dengan suara lantang dan keras seorang pria yang tiba-tiba muncul entah
dari mana, "Deekkk..!! untung kamu ketemu, abah sama mama sudah nyariin kamu
loh dari tadi. Kemana aja dek?"
"Halo
kaak!! Iya tadi adek kesasar, untung ada mas-mas ini yang mau bantuin anterin
adek sampe sini. Ini adek minta turunin sini soalnya kan jalan didepan masi
diperbaikin, biar ga susah masnya kalo balik."
Berulang-ulang
ucapan "Terima kasih" dari sang kakak didapatkan laki-laki itu, dilanjut dengan ucapan
perpisahan dari perempuan cantik yang ia bonceng tadi.
Laki-laki
itu pun memutar balik motornya, bersiap untuk pulang. "Entah, gue harus senang
atau sedih." Ucap laki-laki itu dengan senyum kecil di bibirnya.
Comments
Post a Comment